Senin, 28 Maret 2011

FERTILSASI ( TUGAS KESPRO))


A.     PENGERTIAN INFERTILITAS

          Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalm kurun waktu satu tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Secara medis infertilitas dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a.         Infertilitas primer
         yaitu pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anank setelah satu     tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b.         Infertilitas sekunder
         yaitu pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Sebanyak  60%-70%  pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun pertama pernikahan mereka. Sebanyak  20%  akan memiliki anak pada tahun ke dua dari usia pernikahan. Sebanyak 10-20 % sisanya akan memiliki anak pada tahun ketiga atau lebih atau tidak akan pernah memiliki anak.

Ø  Pasangan suami istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat-syarat tersebut:
1.         Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.
2.         Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks istri belum mendapat kehamilan.
3.         Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4.         Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi apapun yang berfungsi untuk mencegah kehamilan. Walaupun pasangan suami istri dianggap infertile bukan tidak mungkin kondisi infertile sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri saja. Hal tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri.
Ø  Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa ada 2 faktor yang harus dipenuhi, yaitu:
1.      Suami memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menhasilkan dan   menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) kedalam organ reproduksi istri. 
2.      Istri memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin   wanita (ovum)
Apabila salah satu dari 2 faktor tersebut tidak dimiliki oleh pasangan suami istri, pasangan tersebut tidak akan memiliki anak.
Dalam dunia kedokteran dikenal istilah penyakit yang disebabkan secara psikis yang disebut psikisomatis yaitu penyakit fisik yang disebabkan oleh kondisi psikologis yang tidak baik. System reproduksi manusia adalah suatu system yang banyak melibatkan hormone yang dikendalikan oleh kelenjar-kelenjar utama tubuh. Fungsi-fungsi kelenjar tersebut juga dijalnkan oleh otak. Maka kondisi stress tyang membebani pikiran dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormonal yang berujung pada tidak optimalnya kerja system reproduksi sehingga stress, kekhawatiran yang berlebih saling menyalahkan antar individu dalam pasangan dapat semakin memperparah kondisi fisik terutama system reproduksi. Sikap semacam ini akan semakin mengurangi kemungkinan pasangan suami istri untuk memiliki anak. Saling menenangkan diri, menerima keadaan dan berdiskusi mencari langkah yang tepat untuk mengatasi keadaan infertile adalah langkah awal yang harus dilakukan oleh pasangan suami istri.
Secara umum proses untuk memiliki buah hati yaitu:
1.        Fertilisasi yaitu perkawinan antara sel gamet pria dan sel gamet wanita di saluran reproduksi wanita.
2.        Perkembangan embrio, janin hingga bayi berusia cukup bulan dalam rahim pada tubuh ibu.
3.        Proses melahirkan  yaitu proses mengeluarkan tubuh bayi berusia cukup bulan dari tubuh ibu melalui saluran-saluran  reproduksi dari rahim hingga vagina ataupun melalui perut dengan operasi Caesar.


B.     PENYEBAB  INFERTILITAS
    
1.        Gangguan organ reproduksi pada perempuan
a.    Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina
b.    Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim.
c.    Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yangmenyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.
d.   Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.


Ø  Gangguan ovulasi

     Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi
a.       Kegagalan implantasi Perempuan
Dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium  untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada
endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
b.      Endometriosis
c.       Abrasi genetis
d.      Faktor immunologis
Terjadi  apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
e.       Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.

2.    Gangguan organ reproduksi pada pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu :
a.       Abnormalitas sperma, morfologi, motilitas
b.      Abnormalitas ejakulasi, ejakulasi rerograde, hipospadia
c.        Abnormalitas ereksi
d.      Abnormalitas cairan semen, perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
e.       Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
f.        Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer
g.       Abrasi genetik

C.     DAMPAK FERTILITAS
Infertil secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pasangan suami istri dan keluarganya dampak tersebut antara lain :

1.    Terjadi stress pada pasangan suami istri.
Tingkat stress yang dialami pasangan bervariasi dan dipengaruhi oleh penyesuaian yang dilakukan. Pasangan yang mengalami infertile ini akan mengalami stress jangka panjang yang akan berlangsung secara periodic, yaitu tiap bulan. Hal ini berkaitan dengan siklus menstruasi yang dialami oleh sang istri. Stress terjadi ketika sang istri mengalami menstruasi karena harapan untuk hamil telah pudar. Stress ini terutama terjadi pada sang istri (dominan).
2.      Hubungan dengan orang lain
Bagi pasangan suami istri yang mengalami infertilitas terutama pada sang istri dalam hubungannya dengan orang lain menjadi mudah mencurigai orang lain dan mudah menyalahkan orang lain. Terutama pada pasangan seksualnya.

D.    PENGOBATAN / SOLUSI
Ketika pasangan suami istri belum berhasil mendapatkan buah hati yang diinginkan, mereka harus mencoba segala bantuan medis yang memungkinkan untuk mendapatkan anak. Cara-cara tersebut dapat berupa pemakaian obat-obatan ataupun tekhnologi medis lain.

1.        Obat-obatan
Selama beberapa dekade terakhir, dunia medis yang mencakup teknologi terus berupaya menemukan metode terapi yang tepat sebagai jalan keluar bagi setiap pasangan infertil. Hasilnya, banyak pasangan infertil dengan penyebab ketidaksuburan tertentu berhasil mendapatkan solusi dan memiliki keturunan.
Subtansi kimia yang terkandung dalam obat-obat infertilitas memiliki efek yang mampu memperbaiki kualitas kerja sistem reproduksi. Dengan perbaikan kualitas kerja system reproduksi,ovum dan spermatozoa yang diproduksi, diharapkan memiliki kualitas yang cukup baik sehingga mampu menghasilkan embrio yang terus berkembang menjadi bayi dan dilahirkan oleh sang ibu.
Obat-obat infertilitas pria pada umumnya, gangguan system reproduksi pria dapat dilihat dari pemeriksaan sperma. Sperma yang kualitasnya kurang baik sering terlihat memiliki kelainan jumlah, bentuk maupun gerak spermatozoa.

Seluruh kelainan tersebut berujung pada ketidakberhasilan pasangan untuk memiliki anak. Manusia terdiri atas sekumpulan system organ yang berkoordinasi dengan system tubuh lainya. Sistem reproduksi manusia berkoordinasi dengan system hormonal dan system saraf.
Hormone yang terkait langsung dengan system reproduksi pria adalah testosteron. Hormone tersebut paling penting karena peranannya dalam perkembangan spermatozoa menjadi matang (siap membuahi sel telur).

Ø  Produksi dan kadar hormone testosteron dalam tubuh pria dipengaruhi oleh:
a.         Produksi dan pelepasan hormone GNRH (Gonadotropin Releasing Hormon)
b.        Produksi dan pelepasan hormone FSH (Follicle stimulating Hormon) dan LH (Luteinizing Hormon).

Pemberian obat infertilitas pada pria adalah dengan memberikan tambahan hormone testosterone secara langsung dari luar tubuh, obat-obatan yang mengandung GnRH FSH, dan LH. Selain pemberian hormon tambahan juga dapat diberikan obat-obat yang merangsang produksi dan pelepasan hormon-hormon tersebut. Obat-onat  lain yang sering diberikan adalah vitamin dan antibiotik. Vitamin yang biasa diberikan adalah vitamin E yang terbukti memiliki efek antioksidan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup sel-sel tubuh, termasuk kerja sel yang berkaitan dengan produksi dan perkembangan spermatozoa hingga matang. Antibiotic hanya diberikan apabila sang pria terbukti mengalami infeksi pada organ ataupun saluran reproduksinya.

Ø  Obat-obat Infertilitas Perempuan
Pengobatan infertilitas pada perempuan bertujuan untuk :
a.       Perbaikan fungsi ovarium
b.      Perbaikan fungsi tuba
c.       Perbaikan fungsi rahim

2.        Meningkatkan pematangan / maturasi sel telur
Gangguan pematangan sel telur adalah hal yang sering ditemui sebagai penyebab infertilitas perempuan. System reproduksi perempuan juga dipengaruhi oleh system neuro-hormonal. Oleh karena itu, obat-obat infertilitas perempuan bertujuan menciptakan keseimbangan hormonal sehingga proses pematangan sel telur tidak terganggu. Keseimbangan hormonal tersebut dapat berupa hambatan terhadap produksi hormone yang menghalangi pematangan sel telur ataupun dengan meningkatkan kadar hormon yang merangsang pematangan sel telur. Selain itu, pemberian hormone reproduksi sintesis untuk menambah kadarnya dalam tubuh merupakan salah satu terapi untuk meningkatkan maturasi sel telur.
3.      Memperbaiki kualitas tuba
Hambatan perjalanan sel telur ke tempat bertemunya dengan spermatozoa adalah penyebab infertilitas yang amat sering dijumpai pada praktik klinis. Obstruksi pada tuba yang disebabkan oleh infeksi Chlamydia, diobati dengan antibiotic yang tepat. Selain dengan obat dapat diobati dengan cara operatif. Pemeriksaan dengan HSG dapat membuka secara mekanis sumbatan-sumbatan tuba, melepaskan perlengkatan, serta meluruskan bengkokan tuba.
4.      Memperbaiki fungsi rahim
Keseimbangan hormonal serta ketiadaan infeksi termasuk syarat utama kesehatan rahim. Atas dasar inilah, obat-obatan yang berfungsi menyeimbangkan kadar hormone estrogen dan progresteron serta penanganan infeksi menjadi pilihan terapi pada perempuan yang yang mengalami gangguan fungsi rahim.

5.      Tekhnologi Kedokteran
Apabila obat-obat saja tidak mampu mewujudkan impian memiliki anak, kadangkala pasangan suami istri harus mencoba tekhnik atau tekhnologi kedokteran mutakhir yang pada saat ini digunakan sebagai bantuan reproduksi. Tekhnologi bantuan reproduksi adalah tekhnologi terapan yang digunakan dalam praktik medis untuk membantu proses reproduksi, yaitu dengan mengatur terjadinya fertilisasi sel telur oleh spermatozoa diluar tubuh. Dalam melaksanakan tekhnologi bantuan tersebut ada beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian sebagai factor-faktor utama dari keberhasilannya. Adapun factor-faktor tersebut antar lain :
a.    Pengalaman dan ketrampilan dokter ahli kesuburan
Dengan pengetahuan yang terfokus dari dokter ahli kesuburan / kandungan tersebut pasangan suami istri akan mendapatkan panduan dalam memilih peanganan dari masalah-masalah kesuburan mereka.
b.    Pengalaman dan ketrampilan ahli biologo atau embriologis
Ahli biologi atau embriologis adalah staf ahli yang benar-benar bertanggung jawab dalam hal penanganan spermatozoa dan sel telur dilaboratorium fertilitas.
c.    Ketersediaan bangunan, fasilitas, dan alat yang memenuhi standar kelayakan
Sebuah klinik fertilitas haruslah dibangun secara khusus, ruang konsultasi yang nyaman, laboratorium yang bersih dan terstruktur, serta kelengkapan alat yang tepat guna dan layak pakai adalah suatu keharusan bagi klinik fertilitas tersebut.
d.   Keteraturan system administrasi dan informasi mengenai prosedur yang akan dilakukan.

Factor tersebut dapat dilihat dengan keteraturan penyimpanan data-data pasangan suami istri yang dating serta penyampaian informasi baik lisan maupun tulisan mengenai prosedur yang akan dilakukan dan yang sudah dilakukan. Semua hal tersebut penting karena hal tersebut bersifat pribadi dan esensial bagi pasangan suami istri yang datang.

Ø  Adapun bantuan reproduksi tersebut adalah :
1.      Inseminasi
    Adalah suatu teknik untuk membantu spermatozoa pria sampai pada tempat untuk membuahi sel telur wanita dalam organ reproduksi wanita. Dalam inseminasi terdapat tahapan penting yang harus diketahui oleh pasangan suami istri, yaitu :
a)         Pengumpulan sperma pria
b)        Pemisahan spermatozoa dari bahan-bahan lain yang terdapat dalam sperma ( isolasi )
c)        Penempatan spermatozoa pada zat tertentu yang dapat menjaga kelangsungan hidupnya sementara diluar tubuh pria ( medium )
d)       Penyuntikan spermatozoa kedalam rahim wanita ( intrauterine insemination : IUI)

     Tujuan inseminasi adalah menghantarkan spermatozoa lebih dekat pada tempat terjadinya   pertemuan dengan sel telur wanita yang telah matang.
Keberhasilan inseminasi pada pasangan suami istri yang infertile tetap di tentukan oleh kemampuan gerak spermatozoa suami dan kesehatan system reproduksi istri. Teknik tersebut dipertimbangkan oleh para dokter apabila spermatozoa masih dapat bergerak aktif, tetapi karena suatu hal tidak dapat menembus lender serviks dan menuju ketempat pembuahan sel telur wanita. Pada umumnya inseminasi dilakukan bersamaan dengan pemberian obat-obat kesuburan bagi wanita yang akan menjalani penyuntikan spermatozoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar