Rabu, 23 Maret 2011

KONSEP DASAR MASA NIFAS


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pembangunan di bidang kesehatan harus dilakasanakan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, karena pada dasarnya pembangunan nasional di bidang kesehatan berkaitan erat dengan peningkatan mutu sumber daya manusia yang merupakan modal dasar dalam melaksanakan pembanguan.
            Salah satu indicator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa di tandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini merupakan suatu phenomena yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.
            Masa nifas merupakan hal penting untuk di perhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.dari berbagai pengalaman dalam menaggulangi angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dari berbagai pengalaman dalam menaggulangi kematian  ibu dan bayi di banyak Negara, para pakar kesehatan menganjurkan upaya pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum. Upaya ini terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang sesuai bagi suatu Negara dapat dengan serta mertadi jalankan dan memberi dampak menguntungkan bila di terapkan pada Negara lain.
           

Asuhan kebidanan yang di beri seorang pelayanan kebidanan sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang di berikan dalam tindakan kebidanan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, postnatal, dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai seorang bidan professional, bidan perlu mengembangkan ilmu dan kiat asuhan kebidanan yang salah satunya adalah harus mampu mengintregasikan model konseptual, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan ibu pada masa nifas.
B.      Tujuan
1.      Tujuan umum :
Untuk dapat mengetahui konsep dasar masa nifas.
2.      Tujuan khusus :
»   Untuk mengetahui defenisi masa nifas
»   Untuk mengetahui tujuan pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas
»   Untuk mengetahui peran bidan pada masa nifas
»   Untuk mengetahui program serta kebijakan tekhnik masa nifas.
C.      Manfaat Penulisan
1.      Manfaat teoritis :
memberikan pengetahuan tentang konsep dasar masa nifas.
2.      Manfaat praktisi :
a.      Untuk mahasiswa :
Bahan realisasi mahasiswa dalam membina dan menambah ilmu pengetahuan tentang mata kuliah asuahan kebidanan lll, mengenai konsep dasar masa nifas.
b.      Untuk pembaca :
Menambah wawasan kepada pembaca mengetahui konsep dasar masa nifas.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Pengertian Masa Nifas
            Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta serta selaput yang di perlukanuntuk memulihkan kembali organ kandungan seperti seperti sebelum jhamil dengan waktu kuarang dari 6 minggu.
            Masa nifas (puerperium)adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
            Puerperium berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi, dan parous yang berarti melahirkan atau masa setelah melahirkan.
            Adapun pendapat – pendapat ahli tentang masa nifas adalah sebagai berikut:
1.      Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).
2.      Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
3.      Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
4.      Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. (Ibrahim C, 1998).





Asuhan kebidanan pada masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang di berikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dalam keadaan kembalinya tubuh ke keadaan sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil.
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan.
Involusi adalah perubahan uterus setelah persalinan, yang berangsur-angsur kembali seperti keadaan semula yang sama dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak hamil.
Involusi
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Berat Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat, 2 jbpst
1.000 gr
1 minggu
Pertengahan pusat simfisis
750 gr
2 minggu
Tidak teraba di atas simfisis
500 gr
6 minggu
Normal
50 gr
8 minggu
Normal
30 gr
B.      Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut :
1.      Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2.      Mendeteksi dini masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3.      Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4.      Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5.      Mendapatkan kesehatan emosi.
C.      Peran Bidan Pada Masa Nifas
Peran bidan dalam masa nifas adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2.      Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3.      Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4.      Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5.      Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6.      Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7.      Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8.      Memberikan asuhan secara professional.
D.     Tahap Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
1.      Puerperium Dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam di anggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2.      Puerperium Intermedial
Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3.      Remote Puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyi komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan.
E.      Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
1.      Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2.      Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3.      Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4.      Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Kunjungan masa nifas di lakukan paling sedikit empat kali. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi.


Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:
Kunjungan
Waktu
Tujuan
1
6-8 jam setelah persalinan
û  Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas.
û  Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberi rujukan bila perdarahan berlanjut.
û  Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
û  Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
û  Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
û  Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2
6 hari post partum
û  Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
û  Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau kelainan pasca melahirkan.
û  Memastikan ibu mendapay cukup makanan, cairan dan istirahat.
û  Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
û  Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
3
2 minggu post partum
û  Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
4
6 minggu post partum
û  Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami atau bayinya.
û  Memberikan konseling untuk KB secara dini. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar