Senin, 28 Maret 2011

KID DALAM PELAYANAN KB


Program Komunikasi, Informasi, Edukasi Dalam pelayanan KB
1.   Defenisi KIE
·      Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran komunikasi kepada penerima pesan untuk mendapatkan efek.
·      Komunikasi kesehatan adalah usaha sistimatis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.
·      Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang disampaikan).
·      Edukasi adalah proses perubahan perilaku kearah positif. Pendidikan kesehatan merupakan kompotensi yang dituntut dari tenaga kesehatan  karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.
  
2.   Tujuan KIE
Tujuan dilaksanakannya program KIE yaitu:
a.      Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek  KB sehingga tercapai penambahan peserta baru
b.      Membina kelestarian KB
c.       Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan
d.      Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku kearah positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.

3.   Jenis-jenis kegiatan KIE
a.      Individu : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan individu sasaran program KB.
b.      Kelompok  : suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan  kelompok (2-15 orang)
c.       Massa : Suatu proses KIE tentang program KB yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah besar.

4.   Prinsip dan langkah-langkah KIE
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah:
a.      Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah
b.      Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu sebagaimana adanya.
c.       Memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
d.      Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari
e.      Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan resiko yang dimiliki ibu
 
5.   Konseling
a.      Defenisi
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Di samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. 
b.      Tujuan
1.      Meningkatkan Penerimaan
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan, berbicara dan komunikasi nonverbal meningkatkan informasi mngenai KB oleh klien
2.      Menjamin pilihan yang cocok
Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien.
3.      Menjamin Penggunaan yang efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut.
4.      Menjamin Kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut, mengetahui cara kerjanya dan efek sampingnya.
c.       Jenis-jenis konseling
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan yaitu:
1.      Konseling awal
-          Bertujuan menentukan metode apa yang diambil
-          Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan membantu klien untuk memilih jenis KB yang cocok untunya.
-          Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini:
·         Menanyakan langkah yang disukai klien
·         Apa yang diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya
2.      Konseling khusus
-          Memberi kesempatan klien untuk bertanya tentang cara KB dan membicarakan pengalamannya
-          Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yang diinginkannya
-          Mendapatkan bantuan untuk memilih metode KB yang cocokdan mendapatkan penerangan lebih jauh tentang penggunaannya.
3.      Konseling tindak lanjut
-          Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
-          Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yang serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang ringan yang dapat diatasi ditempat.
d.      Langkah-langkah dalam konseling
Dalam memberikan konseling , khususnya bagi caon klien KB yang baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah yang satu dibanding dengan langkah yang lainnya. Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut:
·    SA: SApa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolahnya.
·    T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri kita didalam hati klien. Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya.
·    U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskan alternatif  kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien.   
·    TU: BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien befikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilag secara terbuka. Petugas membantu klien mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan dukungn dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut dengan pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat menanyakan: Apakah anda sudah memutuskan pilihan jenis kontrasepsi? Atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan digunakan?
·    J: Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan petugas menjawab menjawab secara jelas dan terbuka . beri penjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS). Cek pengetahuan  klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien  apabila dapat menjawab dengan  dengan benar.
·    U: Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicaran dan buatlah perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan  atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien  untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar