Minggu, 27 Maret 2011

SAP NIFAS TUGAS KESPRO

SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM NIFAS
Pada Ibu Nifas di Ruang Nifas RSUD Polewali

Tugas Kelompok Kesehatan Reproduksi
Program Pendidikan D III Kebidanan STIKes Bina Generasi Polewali Mandar










Disusun Oleh :

Nurma Waddah
Basmalah Sari
Fitriani Tahir
Hasnila
Ludianti Nengsih
Nasrawati
Rosmawati
Sri Wahyuni .P
Syamsiah


YAYASAN PENDIDIKAN BINA GENERASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI
PROGRAM STUDY D III KEBIDANAN
POLEWALI MANDAR
2010/2011



Senam Nifas
SAP SENAM NIFAS

Pokok Bahasan : Latihan Senam Nifas Di Rumah Sakit
Sub Pokok Bahasan : Latihan Senam Nifas Pada Ibu Post Partum
Tempat : Ruang Nifas RSUD Polewali
Waktu : Senin, 28 Maret 2011 selama 60 menit (jam 08.00 s.d. 09.00).
Sasaran :1. Klien”Ny. N” umur 21 tahun
2. Klien “Ny. H” umur 28 tahun
3. Klien “Ny. B” umur 30 tahun
4. Klien “Ny. F” umur 20 tahun
5. Klien “ Ny. R” umur 35 tahun
6. Klien “Ny. S” umur 32 tahun
Metode : 1. Ceramah
2. latihan senam bersama
Media : 1. Lembar gambar
2. Video Latihan Senam Nifas
Pembagian tugas kelompok :
Pemandu : Nurma Waddah
Notulis : Sri Wahyuni. P
Fasilitator : Ludianti Nengsih

PENDAHULUAN:
Umumnya, para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan. Sang ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi dini, itu bisa memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula).
Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah persalinan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya, harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan latihan senam nifas selama 60 menit, diharapkan agar ibu nantinya dapat melakukannya sendiri secara mandiri.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan latihan senam nifas satu (1) kali diharapkan ibu mampu :
1. Bisa merasa tenang dan lebih rileks.
2. Peredaran darah dan sistem perkemihan berjalan lancar

Rencana Pelaksanaan :
No Latihan Waktu Subjek latihan
1 Persiapan
a. Menyiapkan ruangan.
b. Menyiapkan alat-alat.
c. Menyiapkan ibu 10 menit Ruangan,alat,ibu dan keluarga siap
2 Proses :
a. Membuka proses latihan senam nifas dengan mengucap kan salam, memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tujuan dan manfaat senam nifas, menjelaskan cara senam nifas.
c. Mengajak ibu latihan senam nifas .
d. Mengevaluasi respon ibu dan keluarga.



2 menit

5 menit



10 menit
3 menit


Menjawab salam, Memperkenalkan diri, Memperhatikan



Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan perasaannya
3 Penutup (1 menit).
Menyimpulkan, mengucapkan salam
5 menit
Memperhatikan dan menawab salam





MATERI LATIHAN SENAM NIFAS

MANFAAT SENAM NIFAS
Manfaat-manfaat yang di dapat antara lain :
a. Secara umum
 Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal.
 Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan
 Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.

b. Manfaat khusus latihan senam nifas
 Membantu menghindari terjadinya turunnya organ-organ pinggul
 Mengatasi masalah seksual

c. Manfaat khusus latihan perut
 Mengurangi risiko sakit punggung dan pinggang.
 Mengurangi varises vena.
 Mengatasi kram kaki
 Memperlancar peredaran darah













MACAM BERMAIN

1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.




ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

BENTUK- BENTUK PERMAINAN
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f. Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
6. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut dsb
7. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
8. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
9. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

KETIKA ANAK MASUK RAWAT INAP
Tujuan kegiatan :
1. Memberi informasi.
2. Memicu normalisasi.
3. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
4. Mengidentifikasi teknik koping.
Contoh kegiatan :
1. Mendesain tanda selamat datang.
2. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak.
3. Memicu orang tua membawa foto dan mainan.
4. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
5. Proaktif melakukan permainan.

Kegiatan untuk kesadaran dan citra diri
Tujuan kegiatan : meningkatkan pengetahuan tentang bagian tubuh internal dan eksternal, fungsi tubuh dan penerimaan akan tubuhnya.
Kegiatan :
1. Belajar tentang bagian tubuh luar.
2. Belajar tentang bagian tubuh dalam.
3. Belajar tentang fungsi tubuh.
4. Belajar menerima tubuh.

EVALUASI
Peserta terapi bermain mampu:
1. Menyebutkan nama permainan
2. Menata pasel dalam bentuk rumah
3. Membedakan warna dan bentuk pasel
4. Bermain bola pasel
5. Menulis dan mengambar
6. Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.

Sumber Pustaka :
Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.
Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta
http://subversion.assembla.com/svn/data-adang/SATUAN%20ACARA%20PENYULUHAN%20ANAK%20WIROSABAN.doc
http://yoana-widyasari.blogspot.com/2009/04/senam-nifas.html
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/senam-nifas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar