BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kontrasepsi sederhana adalah suatu cara yang dapat di kerjakan sendiri oleh peserta keluarga berencana, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Hasil yang di peroleh dengan cara ini umumnya kurang efektif di banding dengan metode kontrasepsi modern.
B. Jenis-Jenis Metode Sederhana Dalam KB
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 macam yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa obat dan metode kontrasepsi sederhana dengan obat/alat.
a. Metode Kontrasepsi Berencana Sederhana Dengan Obat/Alat
a. Kondom
a) Penegertian
Kondom merupakan selubung / sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami ( produsi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila di gulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti putting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektifitasnya ( misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual. Standar kondom dilihat dari ketebalan adalah 0,02 mm.
Kondom ditarik menutupi penis yang sedang ereksi untuk menangkap semen selama ejakulasi dan mencegah sperma masuk kedalam vagina. Kondom lateks dan polyuretan merupakan kondom yang efektif untuk mencegah penularan HIV dan mengurangi resiko penyakit menular seksual. Namun, kondom pria tidak menutupi semua area yang terpajan, dan menurut CDC “ kondom cenderung lebih efektif digunakan untuk mencegah infeksi yang ditlarkan oleh cairan dari permukaan mukosa ( misalnya gonorrhea, clamidia, dll) dari pada untuk mencegah penyakit yang di tularkan melalui kontak dari kulit ke kulit (seperti Virus Herpes Simpleks [HSV], Human Papiloma Virus [HPV], sifilis dan kankroid. Sealput kondom yang terbuat dari bahan alami, sebagai alat untuk mencegah kehamilan, tidak dapat mencegah infeksi HIV, Hepatitis B atau herpes simpleks.
b) Tipe kondom terdiri dari :
Kondom biasa
Kondom berkontur ( bergerigi)
Kondom beraroma
Kondom tidak beraroma
c) Petunjuk penggunaan kondom
1) Gunakan kondom pada penis sebelum penis mendekati genitalia eksterna wanita atau saat penis memasuki vagina.
2) Apabila pria tidak di sirkumsisi, ujung kulit penisnya harus di tarik kebelakang sebelum memasukkan kondom.
3) Gunakkan kondom pada penis yang sedang ereksi sepanjang penis sampai mencapai rambut pubis di pangkal penis
4) Apabila kondom memiliki ujung datar, bukan ujung yang meruncing, sisakan ruang kosong sepanjang ½ inci untuk menahan semen. Ruang kosong ini seharusnya tidak berisi udara.
5) Pastikan terdapat pelumas yang adekuat pada bagian luar kondom karena jika pelumas tidak adekuat, kondom rentan terhadap robek akibat gesekan.
6) Setelah ejakulasi pria harus kembali menarik penisnya sebelum penisnya menjadi lemas.
7) Untuk mencapai tingkat efektivitas yang maksimal dalam mencegah kehamilan, gunakan kondom di barengi dengan penggunaan spermisida.
d) Efektifitas
Kondom cukup efektif bila di pakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberpa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak di pakai secara konsisten,. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan/tahun.
e) Manfaat
Kontrasepsi
ü Efektif bila digunakan dengan benar
ü Tidak menganggu produksi ASI
ü Tidak mengganggu kesehatan klien
ü Murah dan dapat di beli secara umum
ü Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
ü Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.
Non Kontrasepsi
ü Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber –KB
ü Dapat mencegah penularan IMS
ü Mencegah ejakulasi dini
ü Saling berinteraksi sesama pasangan
ü Mencegah imuno infertilitas
f) Keterbatasan
Efektifitas tidak terlalu tinggi
Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
Agak mengganggu hubungan seksual
Beberapa klien malu membeli kondom di tempat umum
Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.
g) Kunjungan ulang
Saat klien datang untuk kunjungan ulang harus ditanyakan kalau ada masalah dalam penggunaan kondom dan kepuasan klien dalam menggunakanannya. Kalau masalah timbul karena kekurangtahuan dalam cara penggunaan sebaiknya informasi diulangi kembali kepada klien dan pasangannya. Kalau masalah menyangkut ketidaknyamanan dan kejemuan dalam menggunakan kondom sebaiknya dianjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya.
b. Diafragma
a) Pengertian
Adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang di insersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
b) Jenis
1) Pegas datar : pegas pada diafragma ini terbuat dari lapisan tipis baja stainlees yang sangat ringan
2) Pegas kumparan : pegas pada diafragma ini merupakan kumparan melingkar yang fleksibel dengan kekuatan sedang
3) Pegas lengkung : pegas pada diafragma ini merupakan kombinasi antara pegas datar dan pegas kumparan
4) Bingkai tutup lebar : tersedia dalam bentuk pegas kumparan ataupun pegas lengkung. Diafrgma ini berbeda dari jenis diafragma lain karena daya fleksibilitasnya selebar 1 ½ cm yang terdapat padda sisi dalam bingkai.
c) Cara kerja
Menahan sperma agar tidak mendapat akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas ( uterus dan tuba fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
d) Manfaat
Kontrasepsi
ü Efektif bila digunakan dengan benar
ü Tidak mengganggu produksi ASI
ü Tidak menggangu hubungan seksual karena sudah terpasang 6 jam sebelumnya
ü Tidak mengganggu kesehatan klien
ü Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
Non Kontrasepsi
ü Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya apabila digunakan dengan spermisida.
ü Bila digunakan saat haid, dapat menampung darah mensturasi.
e) Keterbatasan
Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100/tahun pertama)
Keberhasilan pada kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
Motivasi dilakukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap berhubungan seksual
Pemeriksaan pelvic oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan
Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih harus berada pada posisinya.
f) Cara penggunaan/instruksi bagi kilen
1) Gunakan diafragama setiap kali melakukan hubungan seksual
2) Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan
3) Pastikan diafragma tidak berlubang ( tes dengan mengisi diafragma dengan air atau melihat menembus cahaya)
4) Oleskan sedikit spermisida krim atau jelli pada kap diafragma ( untuk memudahkan pemasangan tambahkan krim atau jelli , remas bersamaan dengan pinggirannya)
5) Posisi saat pemasangan diafragma:
Satu kaki diangkat keatas kursi atau dudukan toilet
Sambil berbaring
Sambil jongkok
6) Lebarkan kedua bibir vagina
7) Masukka diafragma kedalam vagina jauh kebelakang, dorong bagian depan pinggiran kealas dibalik tulang pubis
8) Masukkan jari kedalam vagina sampai menyentuh serviks , sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi
9) Diafragma diapsang di vagina sampai 6 jam sebelum hubungan seksual. Jika hubungan seksual berlangsung 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida kedalam vagina. Diafrgama berada didalam vagina paling tidak 6 jam setelah terlaksanya hubungan seksual. Jangan tinggalkan diafrgama di dalam vagina lebih dari 24 jam sebelum diangkat..
10) Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah
11) Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali ketempatnya.
c. Jelly dan krim
Jelli dan krim di pakai dalam kemasan tabung. Kemasan yang dijual juga dilengkapi dengan alat pengolesnya dan petunjuk pemakaian. Karena semua sedian ini dapat terlarut dalam sekeresi vagina, jumlah sedian yang dimasukkan harus cukup sesuai petunjuk yang ada. Untuk mempermudah pengolesan sediaan spermisida di dekat serviks, wanita dianjurkan beraring terlentang kemudian memasukkan alat kearah bawah dan kebelakang vagina penuh, kemudian tarik alat sekitar ½ inci sebelum menekannya.
d. Tablet Busa Vagina
Tablet busa vagina 1-gram berbentuk bundar, datar, berwarna putih dan mengandung agen spermisida, bakteriostatik, dan zat-zat yang bila dilembabkan akan menghasilkan busa karbondioksida. Wanita yang akan menggunakan tablet harus terbaring dengan sedikit air atau cairan saliva. Kemudian wanita harus menuggu untuk melihat atau mendengar bunyi seperti berdesis, apabila tidak mengeluarkan bunyi seperti berdesis, tablet tersebut harus dibuang dan gunakan tablet yang baru. Apabila mengeluarkan suara, wanita harus secepatnya memasukkan tablet kedalam vaginannya kemudian menekanan tablet sedalam yang bisa dilakukan dengan jarinya. Selain itu wanita harus member rentang waktu 5 menit antara pemasukan tablet kedalam vagina dan hubungan seksual agar ada waktu tablet untuk menembus dan menyebarkan busa keseluruh vagina. Tablet tersebut kemudian menjadi larut dan semakin berbusa saat ejakulasi.
b. Metode Kontrasepsi Berencana Sederhana Tanpa Alat
1. Alami
a) Tekhnik Pantang Berkala (metode kalender/metode ritmik)
Penelitian yang dilakukan pada tahun 1930-an telah membuahkan metode terkini keluarga berencana alami, yakni metode “ritmik” yang dikenal sebagai metode kalender. Metode tersebut berdasarkan temuan bahwa ovulasi terjadi pada suatu hari tertentu, kurang lebih 14 hari sebelum periode mensturasi. Berdasarkan temuan ini, masa subur seorang Wanita dapat ditentukan. Untuk kontrasepsi sanggama di hindari pada masa subur yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan yaitu keluarnya lender encer dari liang vagina. Untuk perhitungan masa subur dipakai rumus siklus terpanjang dikurangi 11, siklus terpendek dikurangi 18. Antara kedua waktu sanggama dihindari.
1) Manfaat
Kontrasepsi
ü Dapat digunakan untuk menghindari dan mencapai kehamilan
ü Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
ü Tidak ada efek samping sistemik
ü Murah atau tanpa biaya
Non Kontrasepsi
ü Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
ü Menambah pengetahuan tentang system reproduksi oleh suami dan istri
ü Hari Memungkinkan mengeratkan relasi/hubungan melalui peningkatan komunikasi antara suami istri/pasangan.
2) Contoh :
Seorang isteri mendapat haid mulai tanggal 9 Januari. Tanggal 9 Januari ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Januari. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Januari hingga tanggal 24 Januari. Pada tanggal-tanggal tersebut suami isteri tidak boleh bersanggama. Jika ingin bersanggama harus memakai kondom atau sanggama terputus (bisa dilihat di artikel tentang sanggama terputus).
b) Metode Ovulasi Billings (MOB)
Anda dapat mengenali masa subur dengan memantau lender serviks yang keluar dari vagina, pengamaatan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari. Periksa lender dengan jari tangan atau tissue diluar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa kedalam vagina.
Untuk menggunakan Metode Ovulasi Billing ini, seorang perempuan harus belajar mengenali pola kesuburan dan pola ketidak suburannya. Untuk menghindari kekeliruan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar, pasangan diminta secara penuh untuk tidak bersanggama pada satu siklus haid, untuk mengeenali pola kesuburan dan pola ketidak suburan.
Pola kesuburan adalah pola yang terus berubah, dan pola dasar ketidak suburan adalah pola yang sama sekali tidak berubah dari hari ke hari. Kedua pola ini mengikutiu kegiatan hormone–hormone (khususnya progesterone dan estrogen) yang mengontrol daya tahan hidup sperma dan pembuahan. Oleh karena itu, dapat memberi informasi yang dapat diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.
Suatu catatan yang sederhana dan tepat adalah kunci untuk keberhasilan satu rangkaian kode. Digunakan untuk melengkapi catatan kode ini harus cocok dengan budaya local dan dapat digunakan oleh pengguna KBA secara luas di beberapa tempat di pakai beberapa tempelan atau tinta berwarna, di tempat lain lebih praktis membuat kode yang dapat ditulis dengan tangan, ada juga yang mengkombinasikan keduanya, yaitu kode yang ditulis tangan dengan menggunakan pensil berwarna. Contoh berikut ini adalah table pencatatan kode untuk siklus normal biasa, berkisar antara 28 hari dan siklus normal (teratur) pendek, berksiar antara 20-25 hari.
Awal siklus 4-4-1998
Defenisi :
Hari-hari kering : setelah darah haid bersih, kebanayakan ibu mempunyai satu sampai beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering,ini dinamakan hari hari kering
Hari hari subur ketika terobsevasi adanya lendir sebelum ovulasi,ibu di anggap subur,ketika terlihat adanya lendir,walaupun jenis lendir yang kental dan lengket.lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks dan hari subur sudah di mulai
Hari puncak adalah hari terakhir adanya lendir paling licin, mulur,dan ada perasaan basah.
Pasangan yang ingin menghindari kehamilan harus mengikuti beberapa aturan berikut :
1. Peraturan hari awal
a. Hubungan seksual harus di hindari selama hari hari perdarahan menstruasi yang berat.lendir servik dapat tidak terdeteksi karna ada perdarah menstruasi
b. Hubungan seksual di perbolehkan setiap dua malam selama hasil pengamatan menunjukan pola infertil dasar .sehari setelah melakukan hubungan seksual di pertimbangkan sebagai hari subur karna ada cairan seminal yang dapat menghalangi pengamatan terhadap lendir
c. Apa bila terlihat perubahan dari pola infertile dasar, maka pasangan tidak boleh melakukan hubungan pada hari tersebut dan hari-hari berikutnya selama masih terjadi perubahan .dan tiga hari kemudian ketika BIP kembali tunggu dan lihat 1,2 dan tiga
d. Biasanya perubahan dari BIP mengindikasikan dimulainya fase subur.semua perubahan ini berlanjut hingga hari puncak
2. peraturan hari puncak ; hindari hubungan seksual sampai hari keempat setelah hari puncak diidentifikasi.setelah fase ini sampai akhir siklus,pasangan dapat melakukan hubungan seksual setiap hari dan kapan saja
c) Metode suhu basal
1) Pengertian
Adalah KBA dimana ibu dapat mengenali masa suburnya dengan mengukur suhu badan secara teliti dengan thermometer khusus yang bias mencatat perubahan suhu sampai 0,1 °C Untuk mendeteksi, bankan satu perubahan kecil, suhu tubuh anda.
Pakai aturan perubahan suhu
ü Ukur suhu ibu pada waktu yang hamper sama setiap pagi (sebelum bangkit dari tempat tidur) dan catat suhu ibu pada kartu yang disediakan oleh instruktur KBA
ü Pakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid ibu, untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal, rendah (misalnya, catatan suhu harian pada pola tertentu tanpa suatu kordinasi yang luar biasa). Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain
ü Tarik garis pada 0,05 -0,1 °C diatas suhu tertinggi dari suhu 10 hri tersebut. Ini dinamkan garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
ü Masa tak subur dimulai pada sore setelah hari ke 3 berturut-turut suhu berada diatas garis pelindung tersebut (aturan perubahan suhu)
Metode suhu basal tubuh mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan ini dapat terjadi karena progesterone, yang dihasilkan oleh korpus luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh. Sebelum perubahan suhu basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu tubuh harus sedikitnya 0,4 oF diatas enam kali perubahan suhu sebelumnya yang di ukur. Pendeteksian peningkatan suhu tubuh ini kemudian dapat mengidentifikasi dua fase siklus mensturasi, yakini fase luteum atau fase pasca ovulasi. Peningkatan suhu tubuh yang terjadi seiring ovulasi dapat terjadi secara tiba-tiba ( satu hingga dua hari), dapat terjadi sebagai peningkatan yang lambat selama beberapa hari, dapat terjadi dalam pola bertingkat dengan suhu meningkat secara lambat ( 0,2 oF ) setiap dua sampai tiga hari, atau dapat terjadi dalam pola zigzag secara bertahap dan meningkat lebih tinggi secara progresif dan menurun selama beberapa hari (mis, peningkatan 0,4 oF, penurunan 0,2 oF, peningkatan 0,4 oF, dst). Pada semua pola peningkatan suhu tubuh, akan terlihat peningkatan suhu tubuh yang tepat. Kadang-kadang, peningkatan suhu tubuh yang tajam terjadi sebelum peningkatan suhu basah yang terjadi akibat ovulasi. Pola peningkatan suhu tubuh ini dapat bervariasi dari wanita dengan wanita lain dan dari satu siklus ke siklus yang lain pada wanita yang lain.
Masa subur sejak ovulasi sampai fase pasca ovulasi selama siklus mensturasi dapat di tentukan dengan memperkirakan bahwa masa subur terus berlanjut sampai terdapat peningkatan yang tetap atau keadaan suhu yang tepat selama 3 hari atau setelah lima hari peningkatan yang progresif (mis. Pola zigzag, pola anak tangga, atau peningkatan yang lambat) hari-hari tidak subur mulai muncul dan berlanjut sampai fase luteal atau setelah ovulasi yang merupakan fase siklus mensturasi sampai terjadinya mensturasi metode suhu basal tubuh itu sendiri hanya berfungsi untuk menentukan kapan ovulasi terjadi dan mengidentifikasi hari-hari subur setelah ovulasi dan hari-hari tidak subur setelah ovulasi.
d) Metode gejala suhu ( metode symthotermal)
Metode gejala suhu menggunakan semua tanda dan gejala sejak munculnya ovulasi.dengan demikian dilakukan dengan mengamati prubahan lendir dan perubahan suhu basal tubuh dan menambahkan indicator ovulasi yang lain,seperti yang terlihat pada gambar.tanda dan gejala menjelang ovulasi atau ovulasi yang sedang terjadi yang dialami oleh beberapa wanita adalah sbb:
1) Mittelschmersz. Nyeri dipertengahan siklus memunculkan sejumlah tanda dan gejala, seperti;
a. Nyeri yang tersa dipinggir tengah abdomen bawah yang diakibatkan oleh folikel yang rupture.
b. Bercak darah atau perdarahan yang banyak.
c. Bagian bawah atau nyeri yang menyebar
d. Nyeri tekan menyeluruh pada abdomen tengah bagian bawah dan area pelvic.
2) Peningkatan hasrat seksual (libido).akan tetapi, hal ini dapat terjadi diwaktu lain selama siklus.
3) Perubahan suasana hati perasaan depresi atau perubahan suasana hati yang cepat merupakan keadaan yang umum terjadi selama fase pasca ovulasi (luteal) dalam siklus menstruasi.
4) gambaran pakis lendir serviks pendeteksian membutuhkan pemeriksaan mikroskopik lendir serviks kering.pola lendir serviks seperti pakis dapat terlihat selama hari-hari siklus menstruasi ketika hormone estrogen memuncak.bentuk pakis lendir serviks ini lebih jelas terlihat pada saat ovulasi.pola pakis ini dapat dengan mudah dibedakan dan memang berbeda dari pola lendir yang agak cair,yang menggantikan pola pakis selama fase pasca ovulasi.dalam siklus menstruasi.dibawah pengaruh estrogen.lendir serviks juga menghasilkan cairan yang dikenal sebagai spinnbarkeit yang telah disebutkan sebelumnya sebagai karakteristik yang berbeda pada hari-hari basa.
5) Perubahan serviks semua pierubahan ini meliputi pelunakan dilatasi ringan tulang serviks dan perubahn posisi kearah yang lebih tinggi pada jalan lahir mendekati ovulasi. setelah ovulasi,serviks kembali keras tertutup dan lebih rendah daripada jalan lahir.pendeteksian posisi serviks merupakan tanda pilihan.
6) Payudara yang menegang dan nyeri ketika ditekan.semua gejala ini terjadi pada fase pasca ovulasi (luteal) dalam siklus menstruasi dibawah pengaruh kombinasi estrogen dan progesteron.
2. Coitus Intereptus
a) Pengertian
Atau biasa di sebutt dengan sanggama terputus adalah metode KB tradisional dimana pria mengeluarkan penis dari vagina wanita sebelum pria mencapai ejakulasi.
b) Cara kerja
Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum dan kehamilan dapat dicegah
c) Manfaat
Kotrasepesi
ü Efektif bila dilaksanakan dengan benar
ü Tidak menggangu produksi ASI
ü Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.
ü Tidak ada efek samping
ü Dapat digunakan setiap waktu
ü Tidak membutuhkan biaya
Non Kontrasepsi
ü Meningkatkan keterlibatan suami dalam KB
ü Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
d) Keterbatasan
Efektivitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan sanggama terputus setiap melakasanakannya ( angka kegagalan )
4-27 kehamilan/100 perempuan/tahun.
Efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual.
e) Dapat Dipakai Untuk
Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana.
Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode-metode lain.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.
Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain.
Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.
Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
f) Tidak Dapat di Pakai Untuk
Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.
Suami yang sulit melakukan sanggama terputus.
Suami yang memiliki kelainan fisik atau psikologis.
Ibu yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama.
Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.
Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.
g) Instruksi bagi klien
Meningkatkan kerjasama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati penggunaan metode sanggama terputus.
Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma diluar vagina.
Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
Sanggama tidak dianjurkan pada masa subur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar